Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tegal dari Fraksi PKS, Mochamad Ali Mashuri, menggelar reses masa persidangan III tahun 2024–2025 dengan menyambangi konstituennya di Pantai Alam Indah (PAI). Agenda yang berlangsung pada Sabtu, 2 Agustus 2025, ini menjadi sarana menyerap aspirasi masyarakat, khususnya terkait isu lingkungan dan pengembangan pariwisata.
Acara yang dihadiri oleh Lurah Mintaragen Imron Rosadi, para ketua RT dan RW, serta ratusan warga ini sengaja digelar di PAI. “Saya sengaja memilih lokasi di sini untuk menyapa langsung para pedagang dan melihat kondisi tempat rekreasi, yang menjadi salah satu program prioritas Komisi III,” ujar Ali Mashuri.
Sebagai anggota Komisi III, Ali Mashuri bermitra dengan sejumlah dinas, seperti DPUPR, Disperkim, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Ia menegaskan komitmennya untuk memastikan program pemerintah daerah sejalan dengan kebutuhan masyarakat, termasuk dalam hal infrastruktur, perumahan, dan fasilitas umum.
Ali juga menyoroti pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan. Ia mengimbau warga untuk meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan sampah. “Bagaimana upaya masyarakat untuk sadar tentang persampahan,” katanya, menekankan bahwa partisipasi aktif warga sangat krusial.
Isu banjir rob yang kerap menjadi momok bagi warga pesisir juga tak luput dari perhatian. Ali Mashuri menekankan, “Peran masyarakat sangat penting untuk saling menangani, baik itu melalui perbaikan drainase ataupun lainnya.” Ia berkomitmen akan meneruskan aspirasi terkait banjir rob kepada dinas terkait agar segera ditindaklanjuti.
Pria yang akrab disapa Pak Ali ini berharap pemerintah dapat lebih fokus dalam pengembangan objek wisata, khususnya di Kota Tegal. “Harapannya, pemerintah fokus pada pengembangan objek wisata supaya fasilitasnya lebih lengkap dan menarik bagi wisatawan,” tuturnya.
Saat sesi tanya jawab, beberapa warga menyampaikan aspirasi yang mendesak. Hadi Santoso, pembina Pokdarwis Cemara PAI, menyoroti tiga hal penting. Ia mengeluhkan perubahan fungsi bangunan yang sebelumnya TPQ menjadi gudang jetsky dan meminta agar bangunan itu dikembalikan fungsinya sebagai tempat ibadah. Selain itu, ia mempertanyakan perbedaan pajak yang drastis antara pedagang di sisi barat dan timur PAI. Terakhir, Hadi meminta adanya pengurukan di area timur PAI yang sering terdampak banjir rob.
Sementara itu, Yuni Astuti, perwakilan warga dari Kelurahan Panggung, menyampaikan keluhan mengenai sumur artesis di RT 3 yang rusak dan tidak berfungsi. Ia menyayangkan alat senilai miliaran rupiah tersebut terbengkalai, padahal di wilayah lain sumur artesis bisa dikelola secara swadaya. Ia pun mendesak perbaikan agar sumur tersebut dapat dimanfaatkan kembali.
Keluhan serupa datang dari Toipah dari Kelurahan Mintaragen. Ia mengusulkan pengerukan saluran air di belakang SMK PGRI. Menurutnya, sedimentasi menjadi penyebab utama banjir dan rob yang kerap melanda wilayah tersebut.
.