Kunlap Mandiri, Rachmat Tinjau Langsung Pengerjaan Program RTLH

Kunlap Mandiri, Rachmat Tinjau Langsung Pengerjaan Program RTLH

Anggota DPRD dari Fraksi PKS Kota Tegal Rachmat Rahardjo melakukan kunjungan lapangan mandiri proses pengerjaan program RTLH (Rumah Tidak Layak Huni). Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah rumah Pak Tarmuji di Jl. Brigjen Katamso, Gang Peganjaran, Tegal Sari, Kecamatan Tegal Barat.

Kedatangan Rachmat meninjau langsung untuk memastikan bahwa penerima program bantuan RTLH ini tepat sasaran sekaligus ikut memonitor langsung proses perbaikan. “Harapanya program RTLH ini bisa seperti namanya, agar rumah tidak layak huni ini bisa menjadi rumah layak huni,” ungkapnya.

Rachmat menyampaikan, bahwa salah satu penerima program RTLH diantaranya adalah calon penerima manfaat itu secara administratif terdaftar dalam DTKS, status kepemilikan rumah jelas, dan kondisi rumah tidak layak seperti atap lantai dinding yang tidak memenuhi standard kesehatan. “Misalnya atap rumah bocor, usuk masih pakai bambu, tembok sudah mulai pada runtuh, ventilasi juga kurang memenuhi standard,” jelasnya.

Saat dikunjungi Rachmat, Tarmuji menyampaikan bahwa dirinya merasa terbantu karena menjadi salah satu penerima program RTLH. Ia bersyukur bisa tersaring sebagai nama penerima yang namanya masuk dalam daftar pokir penerima program RTLH tahun 2022 yang diajukan tahun lalu atas usulan Anggota DPRD dari PKS.

Saat ditanya bagaimana dengan kualitas bahan dan pengerjaan bangunan, ia mengaku puas. Katanya  bahan material berkualitas, pengerjaan juga tepat waktu, tukang juga bekerja professional. “Proses perbaikan berlangsung 9 hari, dan kini rumah sudah layak ditempati,” kata Tarmuji.[]

Fikri Faqih; “Tak Harus Jadi Kader PKS untuk Bantu Bu Koriyah. Cukup Jadi Manusia.”

Fikri Faqih; “Tak Harus Jadi Kader PKS untuk Bantu Bu Koriyah. Cukup Jadi Manusia.”

Mengetahui ada warga yang tinggal di rumah reyot, menarik perhatian Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih untuk menyambangi langsung kondisi rumahnya. Ia yang saat ini sedang mengikuti kegiatan senam bersama warga di Pantai Pulo Kodok menyempatkan untuk meninjau lokasi.

Rumah itu ditempati Koriyah (47), janda tiga anak warga Jalan Timor Timur RT 11, RW 10 Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, yang tinggal bersama tiga anaknya, Wiwi Sri Antika (21), Muhammad Luthfi Maulana (17), dan Muhammad Rifqon Ramadhani (15), dan ibunya Asiyah (80).

Fikri Faqih merasa prihatin melihat kondisi rumah yang sangat tidak layak untuk ditempati. Bahkan ia merasa kaget begitu mendengar proses pengajuan RTLH melalui pokir ini tidak bisa direalisasikan karena terkendala administratif, lahannya yang menempati ruang terbuka hijau.

Meskipun secara administratif  tidak bisa dilakukan, mestinya dari pihak kelurahan, Pemkota Kota Tegal bisa turut berempati. “Pendekatan kemanusiaan  untuk persoalan ini bisa lebih dikedepankan,” ungkap Fikri. Ia mengapresiasi langkah DPC PKS Tegal Timur yang bergerak cepat untuk melakukan aksi penggalangan dana.  “Tidak harus jadi kader PKS untuk membantu, cukup jadi manusia,” katanya.

Fikri Faqih saat meninjau langsung rumah Bu Koriyah di Jl. Timor-timur RT 11, RW 10 Panggung, Tegal Timur (27/2)

Sebelumnya diberitakan, Koriyah telah mengajukan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ke Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal melalui Fraksi PKS DPRD Kota Tegal melalui pokir 2021. Namun tak kunjung ada realisasi. Setelah verifikasi, pihak kelurahan dan Disperkim Kota Tegal menilai layak karena masuk dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Hanya saja terkendala saat di Bidang Tata Ruang DPUPR Kota Tegal.

“Lahan yang mereka tempati adalah ruang terbuka hijau, jadi tidak bisa dilanjutkan proses pengajuan RTLH,” kata Amirudin.

Merasa tidak dapat mewujudkan karena persoalan administrasi akhirnya, DPC PKS Tegal Timur berinsiatif membantu melakukan rehab rumah Koriyah secara swadaya dengan melibatkan peran serta masyarakat. “Tim kami sudah merancang, total kebutuhan biaya rehab rumah Koriyah kurang lebih 30juta. Di tahap awal saat ini sudah terkumpul donasi 10juta,” ungkap Ali Mashuri, Sekretaris DPC PKS Tegal Timur.

Menurut Ali Mashuri, Senin 28 Maret 2022 hari pertama melakukan pekerjaan rehab rumah. Tim yang telah dibuat PKS bergerak cepat melakukan penggalangan dana. Saat itu Fikri Faqih turut memberikan bantuan tunai dari kantong pribadi senilai 3,9 juta.[]

 

Koriyah; “Kalau Harus Perbaiki Rumah, Saya Nyerah”

Koriyah; “Kalau Harus Perbaiki Rumah, Saya Nyerah”

Belakangan ini Koriyah (47), warga Jl. Timor-timur RT 011/010 Kelurahan Panggung, Tegal Timur tidak bisa tidur nyenyak. Rumah yang ia tempati kondisinya memprihatinkan. Reng atap yang terbuat dari bambu sudah rapuh. Saat hujan atap genteng bocor, dan yang membuatnya khawatir, kondisi tembok rumah hampir roboh.

Koriyah tinggal bersama ibunya yang berusia 80 tahun, dan ditemani ketiga anaknya Wiwi Sri Antika (21), Muhammad Luthfi Maulana (17), dan Muhammad Rifqon Ramadhani (15). Suaminya, Casmani, sudah meninggal 3 tahun lalu karena sakit.

Ia mengisahkan bahwa dirinya sudah mengajukan bantuan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) melalui Fraksi PKS DPRD Kota Tegal. “Berkas sudah diurus, tapi sampai saat ini belum ada tindaklanjut,” katanya. Sehari-hari Koriyah bekerja sebagai buruh cuci. Kehidupan keluarga itu kini ditopang anak pertamanya yang bekerja sebagai admin penjualan online. “Kalau sekedar untuk kebutuhan makan kami sudah cukup. Tapi untuk memperbaiki rumah, saya nyerah,” katanya.

Dia berharap ada bantuan agar dia dan keluarganya bisa tinggal dengan nyaman di rumah yang saat ini mereka tinggali tanpa rasa khawatir dan was-was, apalagi di musim penghujan. Kalau hujan rumah bocor, lantai pun masih tanah, hanya sebagian plesteran.

Hal itu dibenarkan Anggota DPRD dari Fraksi PKS H. Amiruddin Lc. “Sebenarnya, kami sudah mengusulkan masuk dalam list usulan program RTLH, melalui pokir tahun 2021. Berkas sudah kami ajukan lengkap,” katanya.

Amiruddin melanjutkan setelah melalui proses verifikasi, Pihak Kelurahan dan Dinas Permukiman Kota Tegal menilai layak karena masuk dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Hanya saja terkendala saat di Bidang Tata Ruang DPUPR Kota Tegal. Lahan yang mereka tempati adalah ruang terbuka hijau. “Pengamatan tim Fraksi PKS rumah ini tidak layak huni. Saya kira layak mendapatkan bantuan,” katanya. Ia menambahkan jika dinas terkait dari pemerintah Kota Tegal merasa tidak kuasa, karena terkendala masalah administrastif. Insya Allah PKS tetap ikhtiarkan agar rumah bu Koriyah bisa segera diperbaiki,” kata Amiruddin.[]

Fikri Faqih; Kota Tegal Bisa Jadi Pengungkit Kemenangan PKS

Fikri Faqih; Kota Tegal Bisa Jadi Pengungkit Kemenangan PKS

Ketua Bidang Pembinaan Wilayah PKS Jatijaya (Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY) Abdul Fikri Faqih menekankan pentingnya semangat transformasi dan kolaborasi di hadapan para peserta Rakerda DPD PKS Kota Tegal di Riez Palace Tegal (20/3).

Melalui semangat ini Fikri Faqih berharap Kota Tegal bisa jadi pengungkit kemenangan, sehingga itu bedampak pada kemenangan PKS di level propinsi, dan kemenangan PKS di tingkat nasional. “Jangan remehkan DPT yang kecil. Karena hal-hal kecil itu biasanya menyelamatkan dan menentukan,” ungkap politisi PKS ini. Sebagai partai politik, Fikri juga menekankan pentingnya menjaga semangat kompetisi, karena semangat inilah yang bisa mengungkit kemenangan dan meraih kemenangan PKS.

“Kuncinya struktur kuat dan kader yang solid dan terus mengikuti irama dan dinamika yang terjadi,” jelas Fikri. Tidak hanya memotivasi kader untuk merebut kemenangan, Fikri juga berharap PKS bisa jadi solusi. “Setiap kader PKS juga harus bisa jadi solusi bagi warga sekitar, bagi umat, dan persoalan bangsa,” kata Fikri.

Fikri menjelaskan amanah rakerwil Kota Tegal ditarget perolehan 8 kursi DPRD Kota Tegal, 2 kursi DPRD Propinsi dan 1 kursi DPR RI. Selain itu Kota Tegal juga disasar sebagai daerah yang ditargetkan menang Pilkada. “Yang paling memungkinkan untuk mendapat 2 kursi DPRD Propinsi adalah Dapil IX, yang ditarget menang Pilkada dari 8 daerah, salah satunya adalah di Kota Tegal,” katanya.

Untuk bisa mencapai target itu struktur harus lengkap sampai ranting, kader-kadernya juga harus kuat dan terus menguatkan semangat transformasi dan kolaborasi antar bidang. “Citra PKS sebagai partai pelayan rakyat juga harus terus dikuatkan, karena itu sudah menjadi DNA partai,” ungkapnya.

Fikri menambahkan kader PKS mesti adaptif, mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, karena kita tidak bisa kembali lagi ke masa lalu. “Modalnya tetap sama, struktur kuat, kader harus kuat,” ujarnya. []

Rakerda PKS Kota Tegal Usung Tema Teteg Nglayani Rakyat

Rakerda PKS Kota Tegal Usung Tema Teteg Nglayani Rakyat

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Tegal semakin meneguhkan optimisme sebagai partai pelayan rakyat. Hal ini dikuatkan saat Rakerda DPD PKS Kota Tegal yang mengusung tema Teteg Nglayani Rakyat yang digelar di Riez Palace Hotel, pada Ahad (20/3). Pada hari yang sama ada 11 DPD PKS Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah yang menyelenggarakan rakerda.

Rakerda dihadiri Perwakilan dari Ketua Bidang Pembinaan PKS Wilayah Jatijaya Abdul Fikri Faqih, DPW PKS Jawa Tengah Tri Mulyantoro, Ketua Bidang Ketua BPD IX DPW PKS Jawa Tengah Rachmat Rahardjo, Ketua Dewan Syariah Daerah PKS Kota Tegal Darni Imadudin, Ketua DPD PKS Kota Tegal Amiruddin Lc, dan segenap pengurus DPD  PKS Kota Tegal dan DPC, dan pengurus ranting.

Ketua DPD PKS Kota Tegal Amiruddin, Lc menyampaikan semangat transformasi dan kolaborasi itu diwujudkan dalam tema Teteg Nglayani Rakyat. Menurut Amir, teteg itu punya makna yakin dan melahirkan sikap optimisme. Optimisme yang ditanamkan adalah PKS menjadi partai pemenang pada Pemilu 2024 dengan perolehan 8 kursi DPRD Kota Tegal pada Pemilu legislatif 2024. “Saat ini kita 4 kursi. Insya Allah Pemilu legislative 2024 kita targetkan bisa jadi 8 kursi DPRD Kota, 2 kursi DPRD Provinsi, dan 1 DPR RI,” ungkapnya.

Perwakilan dari DPW PKS Jawa Tengah Tri Mulyantoro menyampaikan di kancah nasional PKS menargetkan 15 persen. “Di Jawa Tengah PKS menargetkan menang 8 pilkada di Jawa Tengah. Salah satunya di Kota Tegal,” ungkap Tri Mulyantoro. “Optimisme PKS menjadi partai pemenang pemilu. Jadi bukan lagi pada koalisi ataupun oposisi,” ungkapnya.

Mesin-mesin pemenangan partai harus terus menerus dikuatkan. Target menang 8 pilkada di Jawa Tengah, target 8 kursi DPRD Kota Tegal ini bukan pekerjaan mudah, tapi bukan target yang tidak mungkin. Target ini perlu ikhtiar dan semangat perjuangan yang luar biasa. Dengan diadakannya rakernas, rakerrwill, dan rakerda ini bertujuan memudahkan kader PKS mendapatkan perolahan 15 persen suara. “Untuk bisa mencapai target itu, kekuatan struktur harus disolidkan, kader harus bertambah terus sampai tahun 2024. Awal tahun 2024 harus sudah tertata semua,” ungkapnya.

Abdul Ghony, Ketua Bidang Pemilu DPD PKS Kota Tegal saat paparan menargetkan, dengan kekuatan data yang akurat dan potensi kader yang solid, PKS bisa menang sebelum pemilu legislative digelar. Di saat rakerda menjadi kesempatan untuk menyelaraskan program antara bidang. Masing-masing ketua bidang diberikan kesempatan untuk presentasi program. []

10 Peserta Dilatih Intensif menjadi Aplikator Baja Ringan

10 Peserta Dilatih Intensif menjadi Aplikator Baja Ringan

Sepuluh peserta tampak antusias merangkai potongan-potongan baja. Mereka sedang praktek merancang bangunan saung menggunakan media baja ringan. Sementara di sudut lain tampak juga beberapa orang yang sedang merancang dudukan pot bunga, dari bahan yang sama.

Mereka yang tengah sibuk bekerja adalah peserta pelatihan Aplikator Baja Ringan  yang diselenggarakan Dinaskerin Kota Tegal atas inisiasi pokok pikiran Anggota DPRD Kota Tegal Rachmat Rahardjo. Pelatihan berlangsung selama 5 hari mulai tanggal 15-19 Maret 2022 di Dekranasda, Komplek Balaikota Tegal. Peserta seluruhnya berasal dari masyarakat Kota Tegal dengan rentang usia 25-40 tahun dan belum bekerja. Melalui pelatihan ini mereka dilatih dan dipersiapkan untuk siap kerja.

Anggota DPRD Kota Tegal dari Fraksi PKS Rachmat Rahardjo menyampaikan di zaman sekarang ini perlu ada inovasi-inovasi yang bisa menguatkan ekonomi keluarga. Salah satunya menambah skill atau keterampilan berwirasusaha.

Rachmat Rahardjo mengharapkan melalui pelatihan ini kelak bisa menghasilkan mekanik atau teknisi yang ahli di bidang pemasangan baja ringan. Selepas dari pelatihan ini para peserta bisa langsung berkarya.

Sementara itu Bahtiar Rifai selaku pelatih menjelaskan bahwa peluang usaha pemasangan baja ringan ini sangat terbuka lebar. “Yang menarik dari pelatihan ini adalah peserta lebih banyak praktik,” kata Bahtiar selaku instruktur pelatihan.

Kata Bahtiar tepat sehari setelah mendengar teori baja ringan di hari pertama, mereka langsung praktik.  “Alhamdulilah teman-teman peserta antusias. Hampir semuanya tidak ada yang menganggur. Mereka asyik menikmati proses dari pelatihan ini,” ungkapnya. Ia menjelaskan saat ini aplikator baja ringan merupakan teknisi yang memiliki prospek luas, sementara untuk saat ini ketersediaan tenaga teknisi masih terbatas.[]

Ia menjelaskan salah satu nilai lebih untuk bisa menjadi teknisi baja ringan adalah usaha pemasangan baja ringan ini hanya memerlukan sedikit peralatan, dan pemasangan bisa langsung ditempatkan di tempat kerja.

Dari pelatihan ini diharapkan hadir aplikator baja ringan yang siap kerja, apakah membuka usaha pemasangan baja ringan maupun bergabung di bengkel pemasangan. Pelatihan dibuka Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Industri Kota Tegal R. Heru Setyawan dan didampingi Rachmat Rahardjo selaku anggota dewan pengusul program.[]

Bayu Arie ; “Pemkot Tegal Perlu Revitalisasi Sarana Olahraga”

Bayu Arie ; “Pemkot Tegal Perlu Revitalisasi Sarana Olahraga”

Salah satu alasan Kota Tegal jarang jadi tuan rumah ajang olahraga nasional seperti POPDA, adalah karena sarana keolahragaan masih belum memadai. Komisi III DPRD Kota Tegal berharap agar Pemerintah Kota Tegal mulai memikirkan perlunya memiliki sarana keolahragaan berstandard nasional.

Hal ini disampaikan Bayu Arie Sasongko, Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Tega. Bayu menjelaskan, saat ini Komisi III DPRD Kota Tegal sudah mengusulkan Raperda Penyelenggaraan Keolahragaan, menyusul kurang adanya keselarasan daam pembangunan olahraga di Kota Tegal. Komisi III memandang belum ada kesamaan persepsi antara pembina dan pelaku olahraga prestasi. Hal ini berdampak pembinaan olahraga tidak terkonsep pemasalan, yang terjadi justru dilakukan secara sporadis pada klub dan cabang olahraga tertentu. Padahal pemasalan merupakan ujung tombak pembinaan.

Belum lama ini Komisi III DPRD Kota Tegal juga melakukan studi banding ke Kabupaten Pemalang yang sudah memiliki sarana keolahragaan untuk cabang olahraga kolam renang berstandard nasional.  “Kolam renang berstandard nasional tersebut artinya wahana tersebut bisa dijadikan sebagai tempat kegiatan kejuaraan nasional. Sudah layak dan bisa,” katanya.

Bayu menjelaskan Kota Tegal sebenarnya potensial untuk dibangun sarana keolahragaan yang berstandard nasional. “Lahan untuk membangun sarana keolahragaan ada, hanya dari sisi APBD agak berat. Meski begitu saya kira itu jangan jadi alasan. Jika APBD tidak memungkinkan, Pemkot bisa mulai mencari sumber-sumber pembiayaan dari sumber lain diluar APBD. Perlu kerjas keras dari semua pihak, termasuk walikota,” ungkap Bayu.

Bayu mencontohkan cabang olahraga renang misalnya. Jika melakukan pembangunan sarana olahraga renang baru dinilai berat yang bisa dilakukan adalah merevitalisasi kolam renang Samudera, sehingga bisa menjadi sarana pembinaan atlet renang sejak dini.

“Aset itu punya pemkot, masalahnya pengelolaan sudah dikelola pihak ketiga. Selama 2 tahun pandemi tidak memberikan kontribusi. Saya kira ini bisa menjadi klausa untuk mereview kerjsama. Boleh dilanjutkan, tetapi perlu direview ulang kerjasamanya sehingga pemerintah Kota Tegal punya hak untuk pengelolaan, selain tentu saja mendapatkan peningkatan pendapatan anggaran daerah.[]

Ikut Pelatihan Komunikasi, Kader PKS Kota Tegal Harus Lebih Pede

Ikut Pelatihan Komunikasi, Kader PKS Kota Tegal Harus Lebih Pede

Ikhtiar memperbaiki komunikasi di kalangan kader PKS Kota Tegal terus ditingkatkan. Salah satu cara perwujudannya melalui program Peningkatan Keterampilan dan Kewirausahaan (PKK). Materi komunikasi menjadi sebagai salah satu materi yang harus diikuti oleh kader PKS Kota Tegal.

Belum lama ini Bidang Kaderisasi DPD PKS Kota Tegal menyelenggarakan program Peningkatan Keterampilan dan Kewirausahaan. Adapun tema yang diangkat pada kesempatan itu adalah Membangun Komunikasi Efektif dan Produktif, dan menghadirkan Rama Sahid dari Adaptable Consulting sebagai pembicara.

Ketua DPD PKS Kota Tegal H. Amiruddin, Lc, menyampaikan siapapun yang ingin sukses butuh skill ini, kader-kader PKS juga perlu dibangun kemampuan komunikasinya, sehingga akan lebih mudah mengomunikasikan program-program kebaikan ke PKS.

“Dengan kemampuan komunikasi yang baik, kader PKS mampu menguatkan ikatan yang selama ini telah mendukung dan bersama PKS. Melalui kemampuan komunikasi ini pula kader-kader PKS diharapkan bisa mengajak lebih banyak lagi orang-orang untuk bergabung bersama PKS. Sehingga PKS layak jadi pemenang 2024,” katanya.

Saat pelatihan, Rama Sahid menjelaskan ada 4 tipe komunikasi, pasif, agresif, pasif agresif, dan asertif. Peserta diajak untuk menentukan diri tipe komunikasi yang ada pada diri masing-masing masuk kategori tipe apa, dan pada akhirnya diarahkan bagaimana agar berada pada tipe komunikasi asertif. “Komunikasi asertif itu adalah saat bicara menatap, antusias, mendengarkan, rileks, dan menghadapi konflik,” kata Rama Sahid.

Di akhir pelatihan para peserta diminta menuliskan action setelah kegiatan ini. Ali Mashuri menuliskan bahwa dirinya ingin menjadi lebih percaya diri dan tidak grogi saat bicara di depan publik untuk menyampaikan kebaikan-kebaikan PKS pada masyarakat.  Sementara itu Nurchotimah menyampaikan setelah ikut pelatihan ini berkomitmen untuk lebih percaya diri,  dan mampu menatap kawan bicara, lebih banyak mendengar, dan membuang rasa sungkan.

Rachmat; “Kota Tegal Perlu Ruang Publik Ramah Anak”

Rachmat; “Kota Tegal Perlu Ruang Publik Ramah Anak”

Sebagai wilayah perkotaan padat penduduk, Kota Tegal membutuhkan ruang publik ramah anak. Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta bisa menjadi benchmark untuk diterapkan. Hal ini disampaikan Rachmat Rahardjo kepada Radar Tegal (15/3).

Menurut Rachmat, ruang publik di Kota Tegal saat ini fungsinya baru sebatas ruang terbuka hijau, namun belum ramah untuk anak-anak. Politisi PKS ini mengatakan ruang publik ramah anak tidak cukup hanya hijau dan terdapat fasilitas tempat  bermain. Lebih dari itu, ruang publik itu harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung yang disesuaikan dengan perkembangan anak, kenyamanan orangtua, serta tepat berinterkasi seluruh warga dari berbagai kalangan. “Juga terdapat relawan yang dapat mengarahkan. Saya kira Ruang Publik Terpadu Ramah Anak di Jakarta bisa jadi contoh,” ungkapnya.

Rachmat menambahkan, pemenuhan ruang publik ramah anak punya tujuan dalam mewujudkan generasi emas Indonesia. Saat ini dunia anak seringkali dihadapkan pada persoalan anak-anak yang kecanduan gadget dan game online, sehingga harus diatasi dengan cara  yang tepat, disamping mengatasi permasalha kecanduan merokok, narkoba, dan lainnya yang mengancam anak-anak.

Salah satu solusi yang dibutuhkan adalah membangun ruang publik ramah anak yang tersebar tidak hanya di pusat kota, tetapi bisa sampai di tingkat RW dengan memanfaatkan balai-balai RW dan partisipasi masyarakat menjadi relawan di ruang publik ramah anak tersebut.[]

Amiruddin; Pelaku Usaha Perlu Memiliki  Mental Positif

Amiruddin; Pelaku Usaha Perlu Memiliki Mental Positif

Program pelatihan bagi usaha mikro start-up resmi dibuka pada 14 Maret 2022. Acara ini merupakan batch-2 dari program serupa sebelumnya yang lebih dikenal dengan program Intensive Business Coaching (IBC). Acara ini difasilitasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tegal dari hasil pokok pikiran anggota DPRD, dan bekerjasama dengan Genpro Chapter Kota Tegal.

Hadir pada kesempatan pembukaan Anggota DPRD dari Fraksi PKS Kota Tegal H. Amiruddin Lc, Sekretaris Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Tegal Trysnawati, S.H., MH., Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Denny Anggoro SE, MM. dan narasumber di sesi perdana Subhan Yusup, Founder Quinna Breadhouse.

Amiruddin menyampaikan pentingnya memiliki sikap positif untuk maju dan mengembangkan usahanya. Program ini tidak hanya berisi kegiatan pelatihan, melainkan program pendampingan kepada para pelaku UMKM di Kota Tegal.

Ia mengisahkan bagaimana seekor kuda terperosok ke dalam sumur. Dari atas ada yang menyelamatkan dengan cara menjatuhkan tanah sedikit demi sedikit. Jika tidak berpikir positif, kuda itu bisa jadi berpikir apakah dirinya akan dikubur hidup-hidup. Tetapi pikiran positif mengubah mindsetnya sehingga perilaku dia berubah, bukannya pesimis tetapi dia memiliki harapan. Akhirnya dia justru memanfaatkan setiap timbunan tanah sebagai pijakan sampai dia bisa naik ke permukaan.

Amiruddin mengungkapkan peningkatkan kapasitas pelaku UMKM agar bisa naik kelas adalah sebuah keniscayaan yang perlu dilakukan, karena mereka adalah denyut nadi perekonomian. Salah satu program untuk meningkatkan kapasitas itu adalah melalui pelatihan ini. “Melalui program ini semua peserta tidak hanya dilatih, tetapi juga didampingi secara intensif selama setahun untuk menaikkan skala usaha,” kata Amiruddin.

Tampil perdana sebagai narasumber adalah Subhan Yusup, Founder Quinna Breadhouse. Subhan menyampaikan pentingnya membangun sikap terlebih dahulu sebelum membangun usaha, karena menurutnya pertumbuhan usaha, bisnis akan selaras dengan pertumbuhan diri.

Ada beberapa narasumber dari Genpro yang akan terlibat dalam kegiatan ini. Diantaranya adalah Abi Darwis, Ridwan Abadi, Rama Sahid, Ahmad Ghozali, Fitra Jaya Saleh, dan beberapa narasumber lain yang akan membersamai program ini selama satu tahun.[]

Copyright © 2025 PKS Kota Tegal